BCEN, Platform Digital Tempat Berkumpulnya Dokter Onkologi

Sebagai anak yang memiliki sejarah keluarga dengan kanker membuat aku selalu antusias bila mendapatkan kesempatan untuk menambah ilmu seputar seluk beluk kanker. Kali ini undangan nya datang dari komunitas blogger ISB yang di undang oleh Docquity dan perusahaan farmasi besar, Roche Indonesia pada tanggal 2 November 2021 yang lalu.

Latar belakang sebagai Apoteker memungkinkan aku untuk mengetahui cukup lama dan terekspos dengan baik bahwa Roche Indonesia adalah salah satu farmasi yang peduli dengan perkembangan yang lebih luas dari penelitian pengobatan mutakhir di onkologi, imunologi, penyakit menular, penyakit mata dan sistem saraf.

Di acara temu press secara online ini Docquity dan Roche Indonesia meluncurkan platform edukasi dan jejaring digital untuk para dokter onkologi dan bedah onkologi, juga dokter patologi anatomi serta dokter spesialis radiologi.  Platform digital yang diluncurkan adalah Breast Cancer Expert Network (BCEN) di Jakarta ini juga menjangkau ke sejumlah negara Asia Tenggara secara virtual. Kanal ini akan spesifik meng update perkembangan pengobatan kanker payudara yang merupakan salah satu kanker pembunuh tertinggi wanita di berbagai negara Asia.

Docquity ini merupakan mitra IDI (ikatan dokter indonesia). Sederhana nya Docquity ini adalah platform belajar online untuk dokter yang dilengkapi dengan fitur webinar, konferensi dan forum diskusi, penyedia jurnal medis dan telah diikuti sekitar 200 ribu dokter di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam. Ibarat nya ini seperti jejaring sosial para dokter di Asia khusus nya untuk saling meng update ilmu pengetahuan mereka seputar perkembangan kanker dan pengobatan nya.

Ide di bentuk nya Docquity ini menurut saya memang sudah menjadi tuntutan di era digital saat ini. Dengan adanya BCEN, dokter onkologi di seluruh Indonesia akan menjadi lebih mudah dalam mengakses informasi terupdate mengenai kanker walaupun tinggal di pelosok-pelosok Indonesia. Akan terjadi pemerataan pengetahuan yang cukup signifikan dan liquid nya informasi terkait kanker.

Dalam acara peluncuran Docquity ini di buka langsung oleh Dr. Ait Allah MejriPresident Director of Roche Indonesia berharap bahwa Docquity nanti nya bisa menjadi tempat berkumpulnya para dokter onkologi berdiskusi, mengembangkan ide-ide baru sehingga bisa membawa berita baik atas perkembangan pengobatan kanker payudara khusus nya dan semua jenis kanker umum nya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa, angka penderita kanker payudara di Indonesia telah mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Kanker payudara juga merupakan masalah utama sebagai jenis kanker yang terbanyak diderita oleh perempuan (Nordqvist & Chun, 2017). Prevalensi Kanker di Indonesia cukup tinggi dari data laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 kanker payudara menduduki urutan ke 7 dari seluruh penyakit kanker (source ; wikipedia)

Di sampaikan pula bahwa 7 dari 10 pasien yang berobat kanker, rata-rata berstadium 3B ketika mengunjungi Rumah Sakit. Ketidak tahuan penderita untuk mengenali ciri-ciri kanker payudara ini menjadi PR besar bagi para dokter onkologi karena jika pasien lebih dini mengenali gejala kanker payudara, kesembuhannya akan jauh lebih besar, resiko kematian bisa diperkecil dan biaya pengobatan baik yang ditanggung pribadi maupun yang berasal dari bantuan pemerintah bisa ditekan.

Edukasi memegang pernaan penting untuk meningkatkan awareness masyarakat emnegani gejal awal kanker payudara. namun memang sayang sekali dari 273 juta lebih penduduk Indonesia kita hanya memiliki 554 dokter onkologi, bahkan subspesialis kanker anak nya saja hanya 80 orang. Hal ini di sampaikan oleh dr Wiwi Ambarwati selaku Sub-Koordinator Rumah Sakit Pendidikan Kemenkes yang turut hadir di acara ini.

dr Wiwi menyampaikan bahwa pemerintah menyambut baik atas peluncuran Docquity ini karena ini selaras dengan misi Pemerintah yang memang meminta semua pihak terkait untuk memanfaat era digital ini untuk pengembangan pemerataan kapasitas medis, penerapan rekam medik elektronik dan peningkatan aksesibilitas layanan kesehatan terutama di daerah terpencil di Indonesia yang tertuang dalam Permenkes No. 46 Tahun 2017.

Hadir pula di acara ini Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia yaitu Prof Aru W Sudoyo yang memiliki harapan besar Docquity mampu menjembati kebutuhan para dokter onkologi yang tinggal jauh di pelosok-pelosok untuk mendekatkan para dokter dalam menambah ilmu pengetahuan.

Lalu detail nya akan ada fitur-fitur apa saja di BCEN nanti? dr Karina Andini, Head of Patnership Docquity Indonesia, menjelaskan secara lugas program Breast Cancer Expert Network secara menyeluruh ada 3 aktivitas yaitu mengundang dokter untuk bergabung (reach & awareness), melakukan pelatihan online seperti MDT (Multi Diciplinary Team), Webinar, Doctalks maupun Ask The Expert serta melakukan survey terkait kebutuhan dokter dan pandangan pasien terkait kanker payudara.

Dokter yang ingin bergabung pun cukup mudah syarat nya, tidak ada biaya pembayaran hanya harus melengkapi data-data resmi terkait dengan ke-profesian nya. So buat rekan-rekan dokterku bisa nih segera download aplikasi Docquity lalu registrasi di sana, siapkan saja nomor STRA dan juga nomor keanggotaan di IDI.

SEKILAS MENGENAI KANKER PAYUDARA

Kanker payudara adalah Suatu kanker yang terbentuk di sel-sel payudara. Kanker payudara dapat terjadi pada wanita dan jarang pada pria. Gejala kanker payudara termasuk benjolan di payudara, keluarnya cairan berdarah dari puting, dan perubahan bentuk atau tekstur puting atau payudara.Penanganan tergantung pada stadium kanker. Penanganan dapat terdiri dari kemoterapi, radiasi, dan operasi (source ; wikipedia)

source alodokter website

Kanker ini paling umum menyerang wanita pada usia 15 hingga 39 tahun, usia produktif wanita. Dari berbagai sumber yang aku sari, Wanita yang dicurigai dapat terserang kanker payudara sebaiknya dilakukan skrining, faktor risikonya antara lain dari lingkungan, hormonal, pola hidup, atau faktor genetik. Sekitar 1.380.000 kasus baru perihal kanker payudara di diagnosis pada tahun 2008 dan hampir 60% kasus meninggal dunia terjadi pada negara berkembang (sumber ; dari berbagai sumber terutama dari wikipedia)

Saat ini banyak di gerakan edukasi untuk mengenal secara dini gejala kanker payudara karena memang jenis kanker ini berpotensi sembuh bila dapat di identifikasi dari awal. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dengan meraba dan melihat payudara sendiri guna melihat kemungkinan adanya perubahan fisik pada payudara.

source image ; google
source image ; kemenkes RI
source image ; kemenkes RI (lakukan ini saat menstruasi sudah selesai dan rutin lakukan minimal 3 tahun sekali)

Semoga informasi ini tidak terlalu berat di serap yah Moms dan bis amenjadi informasi berharga buat kita semua.

Sekali lagi, selamat atas peluncuran Docquity dan semoga bisa menjadi angin segar bagi para penderita kanker payudara khusus nya dan mempererat komunikasi antar para dokter onkologi. Maju terus ilmu kedokteran di Indonesia khusus nya mengenai penelitian-penelitian terkait pengobatan kanker. Thank You Roche for inviting me… dan kalau ada pertanyaan teman-teman jangan segan yah untuk bertanya atau meningglkan komen di kolom bawah.

Thank you and xoxo, @vibrievb

Leave a Reply

Your email address will not be published.