Sebagai keluarga yang cukup akrab dengan penyakit ini membuat saya cukup waspada dan selalu mencari tahu apapun yang terkait dengan update perkembangan pengobatan kanker. Sedih bila mengingat garis keturunan dari pihak Ibu saya ada riwayat penyakit ini. Nenek saya meninggal karena kanker tulang dan Ibu saya meninggal karena kanker hati.
Keluarga saya berasal dari keluarga sumatera yang memang kental dengan budaya makan makanan berlemak dan bersantan dan sayang sekali Ayah saya adalah perokok berat yang sangat aktif padahal beliau cukup teredukasi akan bahaya rokok. Berangkat dari latar belakang keluarga seperti ini membuat saya memang mencari suami yang tidak merokok, Alhamdulillah di kabulkan. Papa nya anak-anak bersih dari rokok. Kenapa dari awal saya sudah menyoroti perihal merokok ini? Karena memang pencetus kanker sendiri sampai saat ini masih menjadi tanya jawab besar namun gaya hidup modern yang tidak sehat seperti makan makanan junk food, jarang olahraga, paparan polusi udara baik karena asap kendaraan, asap limbah buangan pabrik atau asap rokok di duga kuat berperan besar sebagai penyebab penyakit kanker. Banyak rugi nya menjadi perokok pasif.
Hidup di lingkungan yang banyak perokok aktif adalah hal yang sangat merugikan. Ini di perkuat oleh statement salah satu pembicara di acara seminar mengenai kanker yang belum lama ini saya hadiri. Roche Indonesia sebuah perusahaan farmasi dunia mengundang kami, Komunitas Indonesia Social Blogpreneur (ISB) untuk hadir pada media gathering terkait dengan Revolusi Roche dalam keberhasilan nya menemukan obat kanker baru berlokasi di Hotel Raffles Kuningan, 25 Juli 2019 yang lalu.


Dr.dr.Nina Kemala Sari, Sp.PD. K-Ger.MPH, selaku Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Kanker Dharmasi (RSKD) membuka seminar tersebut dengan data yang sangat menohok, bahwa berdasakan data Riskesdas (Riset kesehatan Dasar), prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,8 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Ini arti nya kanker menjadi penyebab kematian ke-2 penyakit tidak menular di Indonesia.
KENALI KANKER
Mungkin sebagian sudah tahu apa itu Kanker tapi di sini saya ingin menyampaikan kembali bahwa kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali oleh tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini dapat merusak sel normal disekitar nya dan di bagian tubuh yang lain (source : Alodokter.com)
Kanker merupakan penyakit kronis yang menjadi salah satu penyebab kematian jutaan penduduk di dunia. Dari press release yang dikeluarkan oleh Roche di acara kemarin, di katakan bahwa pada tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru kanker di dunia dengan angka kematian sebesar 9,6 juta. Angka yang luar biasa tinggi. Namun memang dunia Kedokteran modern tidak tinggal diam akan hal ini, seiring dengan meningkatkan nya prevalensi penderita kanker maka penelitian-penelitian akan upaya penyembuhan penyakit ini terus di upayakan oleh mereka yang kompenten di bidang nya.

Harapan pengobatan kanker berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir ini, termasuk di temukan nya IMUNOTERAPI KANKER yang telah membantu banyak pasien dunia untuk meningkatkan harapan hidup nya.
IMUNOTERAPI sebagai Revolusi Pengobatan Kanker
Konsep Imunoterapi adalah memberdayakan sel-sel imun agar lebih aktif melawan sel kanker. Kalau selama ini pengobatan kanker lebih banyak di lakukan tindakan untuk membunuh sel kanker itu sendiri, kali ini di ambil pendekatan lain yaitu yang di berdayakan adalah sel imun kita untuk melawan sel kanker. Ini di anggap suatu terobosan besar di dunia kedokteran karena seperti yang kita tahu pengobatan kanker konvensional seperti kemoterapi cukup memberikan efek samping yang sangat tinggi dan tidak menyenangkan. Imunoterapi kanker di anggap memiliki efek samping yang rendah.

DR.dr.Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP dari RSUPN DR.Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa “Imunoterapi kanker merupakan suatu revolusi yang akan memainkan peran penting dalam pengobatan kanker bagi pasien Indonesia”.
SEJARAH IMUNOTERAPI
Sejarah penemu protein pada sistem imun yang bisa melawan sel kanker di mulai oleh duo orang penemu nya yaitu James P.Allison (penemu CTL-4) dan Tasuku Honjo (penemu PD1) yang di anugearhi hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran di tahun 2018. Kedua protein yang di temukan pada sel imun (Sel T) mendorong penemuan monoklonal antibodi untk mengembalikan fungsi sel T untuk memerangi sel kanker yang sekarang di kenal dengan Imunoterapi.
Bahasa awam nya seperti ini : Sel Kanker itu lihai, pintar mengelabui sel imun (sel T) kita. Dia dapat berperan sedemikian rupa sehingga mirip dengan sel normal sehingga sel T kita tidak dapat mengenali nya sehingga sel kanker ini bisa berkembang pesat tanpa ada perlawana berarti dari sel imun tubuh kita. Padahal secara alami kita itu punya perlindungan yang bisa kita sebut sebagai tentara garda depan tubuh kita atas serbuan hal-hal asing yang di anggap tidak di kenali oleh tubuh. Nah, dengan Imunoterapi kanker si prajurit kita ini di bekali oleh senjata yang canggih untuk bisa mengenali sel kanker sehingga bisa di basmi atau di cegah agar tidak berkembang pesat. Semoga analogi saya ini cukup bisa buat kamu membayangkan yah bagaimana kanker itu bekerja.

Lalu apa hubungan nya ROCHE dengan Imunoterapi ini?
Yupp benar, Roche yang telah di kenal lebih dari 50 tahun fokus mengembangkan pengobatan untuk kanker dengan bangga menyiarkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa mereka telah berhasil mengembangkan obat Imunoterapi kanker yang bernama ATEZOLIZUMAB. Agak susah nama nya memang bagi kita yang awam.
Atezolizumab telah mendapatkan persetujuan edar dari BPOM RI dengan indikasi untuk terapi pasien kanker paru bukan sel kecil dan kanker kandung kemih stadium lanjut yang telah mendapatkan kemoterapi berbasis platinum. Ini menjadi harapan baru bagi kita semua, walaupun penelitian baru membuktikan keberhasilan peningkatan harapan hidup pasien baru pada pasien kanker paru dan kanker kandung kemih tetapi penelitian pengobatan obat ini terus berlanjut untuk jenis kanker lain nya, terutama pada kanker payudara yang merupakan kanker yang paling banyak di derita oleh wanita Indonesia.
ATEZOLIZUMAB Revolusi Pengobatan Kanker
Mengapa di sebut sebagai revolusi? Seperti yang sudah di sebutkan di atas Atezolizumab memiliki beberapa keunggulan yang merupakan terobosan baru di dunia pengobatan kanker yaitu di profile keamanan nya. Memiliki profile keamanan yang baik dengan tingkat toksisitas yang lebih rendah. Pemakaian nya juga lebih mudah, ini bentuk nya larutan dalam vial jadi pemberian nya melalui infus sekitar 1jam pemberian. Memberikan kenyamanan bagi pasien karena pasien tidak memerlukan tes PD-L1 dan biopsi (pengambilan jaringan) ulang. Di anggap lebih ekonomis karena tidak ada sisa obat yang terbuang, 1 vial di berikan untuk 1 pasien. Selain itu adalah di efikasi nya, pasien cukup melakukan pengobatan ini untuk jangka waktu survival sampai 13,8 bulan dan durasi respons obat nya bisa bertahan sampai 23,9 bulan (pada kanker paru).

Namun kalian perlu tahu yah bahwa pengobatan kanker tetap harus berdasarkan pengawasan dan saran dokter. Atezolizumab tidak bisa diperoleh secara bebas, harus dengan resep dokter dan untuk kriteria kanker tertentu. Namun yang pasti penemuan jenis pengobatan ini serasa memberikan angin segar bagi saya mengingat Ayah saya seorang perokok berat. Walaupun amit-amit jangan sampai beliau terkena kanker paru. Setidak nya saya berharap ini bisa menjadi milestone penting bagi dunia kedokteran untuk kebih cepat lagi menghasilkan obat-obat baru yang lebih nyaman bagi penderita kanker terutama kanker-kanker yang menjadi kanker no 1 paling banyak di derita masyarakat Indonesia yaitu kanker payudara.

Semoga tulisan kali ini yang kelihatan nya cenderung berat ini cukup mudah di fahami yah Moms. Jangan segan drop your komen atau pertanyaan bila ada hal yang di rasa perlu di tambahkan atau di tanyakan. Thank you for stop by!
Salam sehat, @vibrievb
#RevolusiPengobatanKanker #ImunoterapiKankerAtezolizumab #RocheIndonesia #Kanker #ObatKanker
Informasi nya sangat bermanfaat mba. Memberi harapan baru.
Thanks for nice info mbaak . Aku punya riwayat tumor , suka khawatir takut jadi kanker kalau aku gak jaga pola hidup ku .